Cara Meningkatkan Minat Baca

 Cara Meningkatkan Minat Baca

 


                Pada jaman sekarang ini, buku menjadi suatu benda yang agaknya terlantar. Khususnya di negeri kita Indonesia, minat bacanya masih terbilang kurang. Apalagi dengan kehadiran gadjet dan game-game yang populer dikalangan anak-anak dan remaja hingga dewasa menjadi salah satu faktor terlupakannya buku.

                Kondisi diatas memang suatu masa transisi atau telah melewati masa transisi dari masa anak-anak yang bermain dengan permainan tradisional ke masa permainan plastation 1-3 hingga sekarang ini permainan yang ada di handphone. Namun pada masa transisi permainan tradisonal ke permainan plastation masih bisa kita melihat anak-anak bermain dengan permainan tradisional seperti petak umpet, kelereng, dan permainan lari-larian ataupun lainnya. Nah sesuatu yang amat miris adalah masa sekarang ini, yaitu anak-anak sangat mengandrungi game-game yang ada di handphone. Kondisi ini semakin tidak baik yang pada kenyataannya yang menyukai game-game tersebut tidak hanya anak-anak melainkan mahasiswa hingga seorang yang telah menikah.

                Seperti pepatah arab lama mengatakan “sesuatu tidak bisa di tinggalkan kecuali ada penggantinya”. Maka sebagaimana dulu permainan tradisional di lupakan atau di tinggalkan karena telah hadirnya game-game canggih dan keren, begitu pula usaha kita meninggalkan atau mengurangi hoby bermain game ini dengan mencari penggantinya yaitu dengan membaca buku. Solusi membaca buku ini memang perlu kita bagi menjadi dua jenis. Maksudnya solusi buat anak-anak berbeda dengan solusi untuk orang dewasa.

a.       Anak-anak

Tidak perlu berpanjang lebar, pada bagian ini anak-anak perlu bimbingan dan perhatian yang cukup dari orang tuanya. Kalau orang tua hanya sibuk bekerja tanpa membimbing anak, ya jangan salahkan anak kalau kerjanya main game. Atau kalau orang tua memang di tuntut sibuk terhadap pekerjaannya maka orang tua tersebut harus meminta pengasuh anaknya untuk membimbing dan memberi perhatian kepada anak yang sedang di asuh. Anak yang di beri keleluasaan terhadap game tanpa adanya aturan dari orang tua dari segi waktu atau durasi, ya anak tersebut akan dengan leluasa pula sekehendak hatinya untuk bermain game. Secara tak langsung saya maksudkan anak-anak memang tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya game, namun sangat bisa di buatkan suatu aturan. Contoh, boleh bermain game hanya pada hari sabtu-ahad. Sedangkan senin-jum’at juga boleh bermain game namun bukan game yang di handphone melainkan permainan yang mengikut sertakan pergerakan fisik seperti bermain sepak bola, ataupun  sekedar bermain kejar-kejaran bersama temannya. Di akhir pembahasan atau solusi bagi anak untuk bisa mengurangi kegiatan mereka bermain game dan kemudian bagaimana supaya mereka menyukai buku, ya jawabannya bimbingan dan perhatian apa yang mereka dapatkan selama di rumah (bukan hanya di sekolah).

b.   Solusi bagi anak usia SMA hingga dewasa untuk meningkatkan minat baca adalah membeli buku dengan kepemilikan pribadi (bukan buku di perpustakaan atau meminjam).  Berikut saya coba jabarkan per-point:

·   Seorang yang tadinya di sibukkan dengan game, ketika mencoba membaca buku akan terasa berat. Apalagi buku yang dibaca adalah buku pelajaran. Maka untuk tahap pengobatan, orang tersebut harus membaca buku-buku yang bernuansa cerita (yang bermanfaat) seperti kisah-kisah hebat dan menarik dari orang-orang shaleh terdahulu atau kisah para pahlawan perjuangan kemerdekan. Atau bisa juga suatu buku pelajaran yang ia memiliki pertanyaan terpendam dalam dirinya,  seperti pertanyaan-pertanyaan tentang keagamaan. Contoh ia meragukan suatu tata cara ibadah tertentu, namun selama ini dia hanya memendam maka orang semacam ini ketika bertemu dengan buku yang sesuai dengan apa yang ia pendam maka orang tersebut akan bersemangat dalam membaca bahkan bisa terus menjadi pecandu buku atau kutu buku.

·     Kemudian kenapa saya berpendapat harus membeli buku. Nah pada bagian ini banyak   sisi afektif (psikologi) diantaranya:

-      Barang milik sendiri akan terasa bernilai, maka  si pemilik buku akan lebih menghargai buku miliknya dengan merawat, menyimpan atau bahkan menyampul bukunya.

-   Buku yang dibeli, artinya buku tersebut masih baru dan elok di pandang. Fitrah manusia menyukai keindahan, maka jika melihat dan memegang buku barunya akan lebih bergairah untuk dibaca di banding buku di perpustakaan yang terkadang lecek, sobek atau bahkan berdebu.

-  Buku yang enteng. maksud enteng disini adalah buku yang tipis, tidak banyak halamannya, kertasnya berkualitas baik dan berwarna kuning. Ingat ini tahap pengobatan artinya perlu tahapan untuk bergairah membaca buku-buku yang tebal.

-     Siapkanlah segelas kopi, teh atau minuman manis yang disukai untuk menjadi teman ketika membaca.

-       Tidak mencoret, memberi stabilo, atau memberi tanda dengan alat tulis di buku. Anda tahu Mohammad Hatta wakil presiden pertama di negeri kita, beliau adalah orang sangat suka membaca. Bahkan ketika beliau di asingkan ke Digul-Papua oleh Belanda, Mohammad Hatta membawa buku yang tidak sedikit. Beliau berkata “… (tidak apa dipenjara/dibuang/diasingkan) asal ada buku, karena dengan membaca aku bebas..”. Hatta juga tidak suka melipat, mencoret atau memberi tanda yang bisa merusak keelokan buku. Seperti yang sudah saya katakan, fitrah manusia menyukai keindahan. Bahkan gara-gara buku Hatta berdebat dengan teman karibnya, Sutan Syahrir (ketika mau naik pesawat). Dari Digul-Papua mereka dipindahkan oleh Belanda menuju Banda Neira-Maluku (Hatta pun tak lupa membawa peti-peti yang berisi buku miliknya). Di Banda Neira salah satu kesibukannya adalah membaca buku, adapun Sutan Syahrir suka mendengar musik.  Kemudian ada peristiwa Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir akan di terbangkan kembali ke Jakarta. Di Banda Neira Hatta dan Syarir memiliki anak angkat yang berjumlah lima anak. Ketika mereka mau di terbangkan Hatta dan Syahrir ingin mengajak ke lima anak angkat tersebut, namun sayangnya pesawat yang akan di tumpangi adalah pesawat yang kecil dan terbatas untuk mengangkut penumpang atau barang yang memiliki berat. Akhirnya Syahrir meminta Hatta untuk meninggalkan 16 peti yang berisi buku milik Hatta. Namun tentunya Hatta tidak menyukai saran tersebut. Bagaimana kisah selanjutnya, silahkan coba anda beli buku tentang biografi Mohammad Hatta.

-     Pada point diatas (tentang kisah singkat Mohammad Hatta), mungkin pembaca yang budiman tidak menyadari saya mencoba menyentuh ranah afaktif pembaca sekalian untuk meningkatkan minat membaca buku.

 

Demikian tulisan singkat ini, semoga bermanfaat. Semoga Di negeri kita tercinta ini bisa meningkat minat baca pada bangsanya dari Sabang hingga Marauke. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.

 

Penulis: Handry Wardani (Handriadi Iswardani)

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Sedih? Kau Hanya Butuh Hiburan

Menyikapi Kegagalan

Manfaat Ganti Oli