Sedih? Kau Hanya Butuh Hiburan
Sedih? Kau Hanya Butuh Hiburan
Tidaklah
layak seorang menasehati orang lain namun ia sendiri tidak paham dengan apa
yang ia nasehatkan. Kawan, dengan agama yang kita pelajari setahap demi
setahap, kesana kemari, terjajaki ini dan itu, memeriksa apakah ini jalan
ataukah jurang, yang kemudian semua itu di permatang dengan berbagai ujian.
Ujian-ujian tersebut akan membuatmu tumbuh menjadi orang yang lebih dewasa. Kau
tau apa acuannya seorang disebut dewasa ? Tatkala ia dapat sabar dan memahami
bahwa ia tak mungkin bisa mewujudkan semua apa yang ia inginkan. Dan satu
faktor pendukung yang penting, bahwa ia sadar akan berpindah alam dari dunia
ini ke dunia selanjutnya.
Tapi
tak jarang kita ini lemah dan menunjukkan sikap payah. Apa itu, yaitu sikap
tergesah-gesah. Tergesah-gesah menunggu jawaban dari Allah Ta’ala kenapa do’a
tak kunjung dikabulkan. Dan efeknya kita menjadi hamba yang tidak sabar dalam
menjalani ujian, menjadi hamba yang taunya cuma di enak, nyaman tanpa kesedihan
duka lara. Kita mesti sadar, bahwa selama kita menginjakkan kaki dibumi ini
maka kita takkan bisa tetap santai duduk terjuntai, otak rileks, badan bugar,
hati berbunga, duit menyala-nyala. Oh tidak bisa seperti itu, sekenario yang
Allah Ta’ala ciptakan didunia tidak demikian. Ada masa kita jaya, ada masa kita
tumbang, ada masa kita bahagia dan ada masa kita merintih kesedihan.
Fenomena
yang terjadi, mungkin ini hanya pandangan subjektif tapi saya yakin banyak yang
sepakat dengan yang saya pahami dengan kondisi kebanyakan orang khusunya mereka
yang berusia muda tidak memahami sekenario yang Allah Ta’ala ciptakan tersebut.
Ada yang mengira uang segalanya, ternyata rumah tangganya berantakan. Ada yang
mengira keluarga segalanya, dan ketika nyawa di ambil satu merobek-robek baju
histeris tak mengikhlaskan. Ada yang mengira cinta cuma satu, ini yang bahaya,
karena ketika terpisah menutup hati pada yang lain padahal takdir mengatakan
bahwa dia bukan jodohmu.
Kawan,
ketika hati sedih tak karuan, masalah membludak tak terbendung, kita bisa men delay hal tersebut. Dengan cara apa?
Dengan cara kita paham bahwa jika kita hidup di dunia ini maka memang begitu
sekenarionya. Semua titipan, dan semua tahu yang namanya titipan akan di ambil
kembali oleh pemilikinya. Delay kesedihanmu dengan cara mengerjakan
hal lain yang bermanfaat bagimu dan orang lain. Delay gundahmu dengan cara menyenangkan syahwatmu, makanan enak,
jus buah, tidur nyenyak, dapat menjadi sesuatu yang dikit demi sedikit akan
megobati lukamu. Minta kepada Allah Ta’ala yang menciptakan hatimu supaya Dia
membuat hatimu lapang, ikhlas dan kemudian dapat kembali tersenyum bersemangat.
Jangan larut dalam kesedihan, sadarlah kesedihanmu adalah kesedihan yang
sempit. Banyak orang di luar sana yang butuh bantuanmu, banyak
kegiatan-kegiatan positif menunggu untuk kau kerjakan, dan banyak buku-buku
yang belum kau baca lalu kenapa engkau mau larut dalam sedih sedangkan tugasmu
didunia ini masihlah banyak.
Semoga
Allah Ta’ala menjaga kita.
Coba kamu liat video singkat 8 detik dibawah ini:
Penulis: Handry Wardani (Handriadi
Iswardani)
Videonya akan segera saya hapus, maaf..
ReplyDelete